He he he lagi-lagi kita sering salah memberikan presepsi terhadap sesuatu. Karena merasa hasil yang diinginkan tidak sesuai harapan, maka pikiran-pikiran negatif muncul, dan menyalahkan hal-hal yang tidak patut disalahkan.
Media online hanyalah tools alias perkakas saja, ibarat pisau, mau buat masakan, mau buat kriminal yahh bisa saja tohhh ???
Kalau hasil pooling, survei dan lain sebagainya dengan tujuan mengumpulkan data yang objektif tidaklah sesuai harapan alias banyak unvalid data, yang kudu dikoreksi bukan medianya, bukan toolsnya, tetapi metodeloginya yang harus dicreate lebih canggih, lebih sesuai alias mendekati harapan dari dilakukannya survei tersebut.
Bagaimana mengembangkan metodelogi survei yang hasilnya menjadi minim bias alias punya nilai objektifitas teruji. Mau nggak mau yang melakukan survei kudu mikir dong, kudu cerdik, yahhh kudu keluar modal laghh, jika mau dapet hasil maksimal.
Jangan lantas usaha belum maksimal justru nyalahin medianya, nyalahin toolsnya. Nggak masalah dengan medianya, karena semua hal alat saja, yang terpenting man behind the gun he he he 😀 😀 😀
Setuju…
SukaSuka
Jangankan suevei online, survei di lapangan juga nggak meyakinkan. Yakin tuh surveyor melakukan survey dengan benar? Jawaban pasti? Bukan asal isi? Surveynya merata sampai pelosok?
SukaSuka
tulll Broo
SukaSuka
siapa saja yang disurvey juga tidak tahu
SukaSuka
Kudu jelas respondennya
SukaSuka
Kayaknya postingan ini utk mjwb sbuah artikel dr blog lain..hehehe.. 😀
SukaSuka
Macacih bro ciusss miapahhh he he he
SukaSuka
ada kesalahan sedikit itu kan nggak harus di caci…kasih solusi biar bener…
http://bakulkangkungjpr1.com/2013/11/18/honda-cb-125-jayapura-pak-tua-yang-bertenaga-muda/
SukaSuka
Tul bro yang penting parameternya bener
SukaSuka