Opini : Yamaha serang matik, Honda serang sport, siapa yang berhasil ??

Pertempuran Roda dua tanah air terus menampilkan perseteruan abadi antar dua rival abadi di Indonesia, ketika Honda berkonsentrasi hendak menyerang segmen sport mulai dari Cb150R selanjutnya Verza 150, Yamaha pun tidak ketinggalan dengan mempersiapkan matik yang berharga murah untuk merongrong New Honda Beat.

2013 ini terlihat usaha Honda untuk segera masuk sebagai first mover low entry sport dengan Honda Verza 150, dan Yamaha pun tak mau ketinggalan, melalui informasi yang disampaikan oleh tmcblog.com Yamaha bersiap-siap untuk menjadi first mover matic beraura dual purpose.

Kenyataan ini tentu menunjukkan bahwa masing-masing pabrikan berusaha meraup sebesar-besarnya pasar agar dapat eksis dan menguasai pasar Indonesia. Tetapi bagaimanakah kans masing-masing pabrikan ??? Coba kita sama-sama simak bersama-sama.

Honda
Keinginan Honda menguasai segmen sport boleh dikatakan tidak main-main. Walaupun secara pasar hanya bermain di level 10=15% dari seluruh pasar Roda Dua tetapi gengsi penguasaan terhadap segmen ini membuat Honda merasa perlu menguasainya. Karena memang secara penguasaan pasar Honda memang sudah menguasai Skutik dan bebek.
Strategi Honda boleh dikatakan ciamik. Memberikan pilihan konsumen dengan menurunkan kembali generasi CB pada segmen 150cc dengan CB150R. Banyak yang mencemoohkan karena merasakan bahwa diatas Dyno performa lebih mumpuni kepunyaan kompetitor. Tetapi setelah test dijalanan ternyata CB150R lebih unggul. Artinya yang hendak dikomunikasikan adalah Honda memberikan mesin dengan potensi yang dapat digali lebih jauh lagi. Sedangkan kompetitor sudah melakukan maksimalisasi performa besutannya. Nah disinilah letak keputusan konsumen, agar kembali cerdas memilih, sehingga mendapatkan produk yang terbaik untuk mereka. Pilih yang mana ya terserah saja, mau yang jago di dyno apa yang real memang kencang, mau yang mesin udah mentok pengembangannya atau yang memiliki potensi untuk di oprek.

Selain itu juga Honda melakukan langkah kejutan dengan meluncurkan sport murah yang tidak terdeteksi boleh dikatakan kehadirannya. Yang menarik adalah Honda dengan santai menyematkan sensor o2 yang sempat menjadi perdebatan ketika CB150R yang muncul tanpa ada sensor o2. Runtuhh lah sudah bahwa sensor o2 tidak disematkan pada CB150R karena mengejar harga yang terjangkau, tohh dibuktikan kalau Verza yang murah disemati dengan sensor o2. Apa kata dunia 😀
Selain itu juga TB mensinyalir akan ada versi CB dengan kubikasi 250 cc dan GL dengan kubikasi 250cc. Seolah belum lengkap maka dapat dipastikan NMP akan menjadi operasi make up yang membuat kekuatan Honda pada segmen sport 150cc semakin berisi.
Strategi serang dari semua sisi memang dilakukan Honda dalam usaha menguasai pasar roda dua Indonesia. Berhasilkahhh ??? Kita lihat sama-sama Mas Bro

Yamaha
Yamaha yang langkahnya tersandung selama tahun 2012 yang lalu terlihat hendak bangkit kembali melakukan pembalasan atas dominasi Honda di tahun 2012 yang lalu. Mengedepankan jargon kecanggihan teknologi injeksi mereka yang tetap bisa irit walaupun memiliki DNA performa, terlihat mulai melakukan aksi untuk bisa masuk lebih jauh pada segmen skutik.
Yang menarik adalah Yamaha berusaha masuk ke segmen matik dual purpose seperti yang TB ungkap di atas. Tetapi hal itu bisa juga upaya Yamaha untuk memberikan matik yang lebih murah dari Mio J, nahhh looo, artinya bisa juga akan ada matik lebih murah dari beat fi atau mio J. Ketika Honda melakukan ini disegmen sport Yamaha membalasnya dengan melakukan di segmen matik wuihhh akurrrr, seru seru. Berhasilkah ??? Tergantung dari Honda menanggapinya karena Honda punya sumber daya untuk melakukan serang balik yang dahsyat, apa lagi ketika mereka merupakan penguasa market Share, sudah dapat dipastikan bahwa segmen yang penuh fulus ini nggak bakalan mudah untuk dikuasai oleh dan diobrak abrik oleh Yamaha.

Nah pastinya adalah perlu waktu bagi kita untuk melihat perkembangan pertarungan ini, sudah pasti konsumen kudu diuntungkan dengan munculnya produk yang berkualitas dengan harga yang ekonomis.